Jakarta, 10 April 2023 – Bank Sentral Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada level 5,25% pada rapat kebijakan moneter yang dilaksanakan pada 10 April 2023. Keputusan tersebut diambil setelah mempertimbangkan kondisi ekonomi global yang belum stabil dan kondisi domestik yang belum pulih sepenuhnya.

Menurut Gubernur Bank Sentral Indonesia, Perry Warjiyo, kebijakan moneter yang diterapkan bertujuan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, stabilitas sistem keuangan, serta memperkuat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Keputusan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 5,25% juga diambil untuk memperkuat kepercayaan investor dan meningkatkan ketersediaan kredit bagi masyarakat dan pelaku usaha.

Perry juga menambahkan bahwa kebijakan moneter yang diterapkan harus diimbangi dengan kebijakan fiskal yang tepat, seperti pengelolaan defisit anggaran dan pembiayaan infrastruktur, serta peningkatan investasi sektor riil. Dalam rangka mendukung kebijakan ini, Bank Sentral Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan lembaga keuangan lainnya.

Diharapkan dengan kebijakan moneter yang stabil dan konsisten, Indonesia dapat mengatasi tantangan ekonomi global dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di masa depan. Masyarakat dan pelaku usaha diharapkan juga dapat memanfaatkan kondisi ini dengan bijak untuk memperbaiki keuangan pribadi dan meningkatkan kinerja bisnis mereka.

Bank Sentral Indonesia (BI) juga mengumumkan bahwa inflasi di bulan Maret 2023 sebesar 0,2%, dengan inflasi tahunan sebesar 3,5%. Angka inflasi yang terkendali tersebut diperkirakan karena harga komoditas global yang relatif stabil dan kebijakan fiskal yang cukup ketat dari pemerintah.

Namun, BI juga memperkirakan bahwa inflasi dapat meningkat di bulan-bulan berikutnya karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi seperti kenaikan harga energi dan pangan, serta pengaruh dari pergerakan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.

Oleh karena itu, masyarakat dan pelaku usaha diharapkan dapat mengambil tindakan yang tepat dalam menghadapi risiko inflasi yang mungkin terjadi. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan manajemen keuangan yang baik, melakukan diversifikasi investasi, serta memanfaatkan produk keuangan seperti deposito dan obligasi yang dapat memberikan imbal hasil yang lebih tinggi.

Seiring dengan pertumbuhan ekonomi global yang belum stabil, Bank Sentral Indonesia tetap memperhatikan kondisi ekonomi domestik dan memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan lembaga keuangan lainnya. Dengan kebijakan yang stabil dan konsisten, diharapkan Indonesia dapat mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan masyarakat dapat meraih kebebasan finansial yang lebih baik.